, , ,

Kapolres Bangka Cepat Bertindak, Puluhan Ponton Gasak Hutan Bakau Dikoordinir Oknum Perwira Polisi, TNI dan Ketua RT

oleh -
Caption. Puluhan ponton ilegal membabat hutan bakau di Jalan Raya Timah Sungailiat, Senin )18/3/2024). foto ist

RaBel, SUNGAILIAT-Aktifitas tambang illegal masuk wilayah Ijin Usaha Pertambangan (WIUP) milik PT. Timah Tbk di Jalan Timah Raya Kecamatan Sungailiat Kabupaten Bangka sudah sangat meresahkan masyarakat.

Selain meresahkan masyarakat lantaran suara bising mesin tambang, puluhan ponton yang beraktifitas juga membabat tanama hutan bakau di sepanjang sungai dan dekat dengan perumahan warga.

Ironisnya, tambang yang baru beroperasi 5 hari ini diduga dikoordinir oknum Ketua RT Nangnung, Oknum Bintara TNI dan Oknum Perwira Pertama Polisi.

Dalam sehari informasi yang didapat media bangkaindependent.com, 20 an ponton bisa menghasilkan 1 ton pasir timah perhari.

“Satu ponton minimal 30 an kilo, disana ada lebih 20 an ponton. Pagi begawe, siang sudah nyuci timah, sore pun selesai nyuci timah lagi. Jadi wajar kalau sehari lebih dari 1 ton,” kata sumber media terpercaya media ini, Selasa 19/3/2024).

Menurut sumber, sebelum beroprasi, tambang di kawasan Nangnung ini sempat di demo warga. “Ada sekitar 50 warga demo karena suara bising mesin minta ampun. Bahkan yang kerja di ponton harus membeli alat peredam dengan Ketua RT Nangung insial RA. Bahkan dulunya ada plang himbauan dilarang menambang dari Polres Bangka, tapi plang tersebut sudah hilang dicopot,” ungkapnya.

Informasi dari warga sekitar yang enggan menyebutkan namanya, tambang tersebut benar dikoordinir oknum Ketua RT Nangnung insial RA. “Selain oknum ketua RT, ada juga petugas keamanan lapangan insil HA, oknum anggota TNI AD dan juga oknum Perwira Polisi inisial F,” sebut warga.

Bahkan warga mengaku untuk menambang disana harus membayar Down Payment (DP) Rp. 3 juta. “Sikok ponton ingin masuk bayar DP dulu, istilah kita Duit Panjar. Kemudian ada fee perkilo 25 ribu, cantingan masjid, cantingan jaga malam dan cantingan pemuda. Banyak kan bang potongannya, wajar karena ngasil nambang disana,” bebernya.

Dikonfirmasikan terpisah, HA, oknum TNI AD mengatakan cuma membantu warga saja. “Bener bang, kita la bantu Masyarakat. Kapan ketemu ?,” katanya, Selasa (19/3/2024).

Sedangkan, RA, Ketua RT Nangnung saat dihubungi melalui sambungan ponselnya terdengar suara berisik. “Lagi di lokasi,” sebutnya. Terdengar suara bising dan banyak warga di suara telepon.

Sementara oknum perwira polisi inisial F masih dalam upayak konfirmasi.

Kapolres Bangka, AKBP Toni Sarjaka dihubungi media bangkaindependent.com akan segera menindak aktifitas tambang illegal yang disebutkan diduga dibekingi oknum polisi. “Makasih infonya, akan kita cek. Untuk ada keterlibatan anggota kita dalami dulu,” kata kapolres. (doni)

 

Tentang Penulis: adminHP

Gambar Gravatar
Cerdas, Cepat, Jelas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *