RaBel,Pangkalpinang == Sebanyak enam orang mahasiswa Bangka Belitung yang telah reseign (mengundurkan diri) dari Universitas yang berada di negara Taiwan berkeluh kesah dengan anggota DPRD Bangka belitung di ruang Badan Musyawarah kantor DPRD Bangka Belitung, pada hari Rabu (27/3) pukul 13.00 WIB.
Wakil ketua komisi IV, Tanwin mengatakan, kedatangan mahasiswa tersebut untuk mengadukan persoalan selama mereka menempuh pendidikan di Taiwan . Namun ditegaskan Tanwin permasalahan yang diadukan mereka tidak terlalu urgent (penting).
Tanwin mengungkapkan persoalan mahasiswa tersebut dikarenakan kurangnya kesiapan mental mereka untuk menempuh pendidikan di negara orang, Taiwan . Karenanya mereka lebih memilih pulang ke kampung halaman.
“Jadi kalau melihat persoalan yang disampaikan adik-adik tadi, itu tidak ada yang urgent. Itu persoalan biasa, artinya mungkin mereka tidak siap,” ujar Tanwin, Rabu (27/3) ditemui usai audiensi.
Satu di antara keluhan mantan mahasiswa ini yakni adanya selisih kebutuhan dengan pendapatan mereka selama berkuliah di sana dikarenakan magang. Padahal menurut Tanwin beasiswa yang diberikan memang hanya satu tahun, selanjutnya dibayar sendiri melalui program magang tersebut.
Tanwin menyebutkan, persoalan yang dìsampaikan oleh mahasiswa cenderung mengarah ke persoalan pribadi. Contohnya para mantan mahasiswa tidak paham jika program di sana adalah program untuk mahasiswa yang tidak mampu.
“Makanya saya katakan kepada mereka, harusnya mereka sebelum tanda tangan harus tahu dong (informasi programnya), dan yang paling penting kesiapan mental. Karena kita di negeri orang harus siap mental. Jangan sampai kita cengeng jadi anak negeri ini. Gimana mau maju,” imbuhnya.
Ari, mantan mahasiswa di Taiwan mengucapkan terimakasih kepada anggota dewan yang sudah mau mendengar aspirasi mereka. Dia berharap kedepannya ada perbaikan, khususnya bagi para mahasiswa yang sekarang masih magang di Taiwan .
Ari menambahkan, alasan mereka pulang dikarenakan ada beberapa mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikan di AKPOL (Akademi Kepolisian) dan AKMIL (Akademi Militer). Kemudian ada juga mahasiswa yang akan mengambil beasiswa lain di luar negeri juga.
Ketika ditanyakan apakah mereka puas dengan audiensi tadi, Ari mengatakan jika posisinya sebagai mantan mahasiswa hanya menyampaikan aspirasi, sedangkan untuk perbaikan ke depannya, ia berharap ada solusi terbaik bagi mahasiswa yang masih menjalankan program beasiswa tersebut.
Satu di antara perbaikan yang diharapkan oleh Ari adalah adanya bantuan subsidi biaya dari pemerintah untuk mahasiswa yang masih kuliah di sana, yang mana selama beasiswa tersebut ditanggung penuh dari pihak Taiwan selama tau tahun penuh. Dan belum ada bantuan subsidi dari pemerintah.
“Belum ada, itu full beasiswanya itu dari Taiwan,” Jelasnya.