Selain Langka, Nelayan Bangka Selatan Dikenakan Fee Setiap Membeli Solar di SPBU

oleh -

Radarbabel,Toboali == Nelayan Toboali Kabupaten Bangka Selatan, Saat ini mengeluhkan susahnya mendapatkan pasokan solar yang digunakan untuk kapal agar bisa melaut sehari-harinya.

Keluhan itu disampaikan langsung oleh Ishak, salah satu nelayan yang biasa mencari ikan di perairan Selat Bangka dan Selat Sumatera dengan jarak 85-90 mil dari bibir pantai kepada wartawan hunterpers.com, Senin (22/10) siang di Toboali.

Menurut Ishak, selain susahnya mendapatkan solar subsidi, harganya terbilang mahal dikisaran Rp 160 ribu per jerigen sehingga satu kapal hanya mendapatkan solar 2 tangki.

“Padahal kita ini ikut koperasi nelayan, tapi  anak buah saya susah nyari solar. Harga mahal, setiap dapat hanya dua tangki, itupun tidak penuh paling hanya 16 liter dan itupun susah mendapatkannya,” keluhnya.

Ishak menuturkan, untuk mendapatkan solar subsidi harus rela mengantre di Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN) menggunakan kendaraan bermobil. Dulunya, ketika SPDN hanya satu malahan lancar dan tidak rebutan dan sekarang semakin banyak stasiun bahan bakar mencari solar makin susah.

“Dapat dua kaleng itu paling seminggu sekali, gimana kita mau melaut kalau begitu. Harga solar memang stabil di kios, tapi ada fee nya. Sering kita ikut beli antre, harga Rp 80.000, bayarnya Rp 90.000. Fee nya itu tidak jelas untuk apa. Rata-rata tiap SPBU/SPDN beli solar Rp 85.000 bayarnya Rp 90.000,” kata dia.

Pengambilan fee sebesar Rp 5.000 untuk membeli solar, lanjut Ishak biasa dilakukan oleh oknum pegawai SPBU di Kabupaten Bangka Selatan (Basel) seperti di SPBU Bukit, sebelum bioskop lama, SPBU dekat kuburan dan kembali ditegaskannya rata-rata peraturan berlaku semuanya begitu.

Penulis : Ali
Editor : Redaksi
Kontributor : Admin Radarbabel.co

Tentang Penulis: adminHP

Gambar Gravatar
Cerdas, Cepat, Jelas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *