Lanal Babel Kenang Pahlawan, Begini Profil Trikora Sahabudin

oleh -

Foto Sahabudin(Google Crome)

RaBel, Pangkalpinang == Hari Dharma Samudera yang diperingati setiap 15 Januari, merupakan suatu peristiwa yang tak bisa dipisahkan dari sejarah perjalanan TNI AL.

Tampak sejumlah prajurit (Tentara Nasional Indonesi Angkatan Laut) TNI AL Babel dan juga dari Pos TNI AL Pangkal balam sedang melaksanakan giat hari Darma Samudra dengan membersihkan Patung Sahabudin di depan gor Pangkalpinang, Rabu(9/1).

Sekilas kisah tentang sosok Sahabudin yang tak banyak masyarakat Bangka Belitung (Babel) mengetahuinya.

Sahabudin, Pria kelahiran Dusun Tutut Desa Penyamun, Kecamatan Pemali, menyerahkan nyawanya untuk mempertahankan Tanah Air Republik Indonesia.

Sahabudin meninggal di Laut Aru pada 15 Januari 1962. Dimana Sebuah torpedo dari kapal perang Belanda menghantam lambung KRI Macan Tutul. Sahabudin salah satu pejuang yang berada di dalam kapal mempertahankan NKRI. Pengorbanan Sahabudin diabadikan di Markas Komando TNI Angkatan Laut (AL) Pusat.

Pria asal Dusun Tutut ini semasa hidupnya pernah menjadi prajurit di TNI AL. Dia salah satu Anak Buah Kapal (ABK) di Kapal Republik Indonesi (KRI) Macan Tutul. Tragedi Laut Arupun merenggut nyawa Sahabudin yang berpangkat klasi dua (pratu)

Tak cuma Sahabudin, rekan-rekannya yang lain, awak KRI Macan Tutul, pun gugur membela RI. Mereka gugur bersama seorang pahlawan nasional, Komodor Yos Sudarso, yang memimpin pertempuran Laut Aru.

Tohir, adik kandung almarhum Sahabudin, mengisahkan semasa hidupnya Sahabudin sebelum bergabung sebagai TNI AL menamatkan pendidikan di Sekolah Teknik (ST) Sungailiat. Sahabudin dikenal sebagai anak yang rajin, suka bergaul sesama rekan, dan sahabat di kampungnya Dusun Tutut yang terletak sekitar 10 kilometer dari Sungailiat.

Seusai menamatkan pendidikan di ST, Sahabudin berminat melanjutkan cita-cita sebagai seorang tentara. Keinginan Sahabudin sempat membuat bingung pihak keluarganya.

Pihak keluarga beranggapan keinginan Sahabudin tersebut sulit terwujud. Kondisi ekonomi keluarganya tidaklah memungkinkan dirinya untuk menjadi tentara. Untuk melamar menjadi anggota TNI AL mesti ke luar Pulau Bangka sehingga butuh biaya yang tak sedikit.

“Tapi tekad dan semangatnya tak bisa diredam maka apa yang menjadi keinginannya pun kami turut mendukung. Ternyata tak disangka ia diterima sebagai anggota TNI AL,” kenang Tohir yang saat itu didampingi adik dan kakak kandung Sahabudin, antara lain Syaidah, Zubir, dan salah seorang keponakannya, Saferi, di kediaman Dusun Tutut.

Penulis : Aa
Editor : Redaksi
Kontributor : Admin Radarbabel.co

Sumber foto : Goggle Crome

Tentang Penulis: adminHP

Gambar Gravatar
Cerdas, Cepat, Jelas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *