RaBel,Pangkalpinang == Komisi II DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mengadakan kunjungan kerja di Desa Lalang, Sumbawa Kabupaten Muba, Sumatera Selatan (Sumsel) beberapa waktu lalu.
Kunjungan kerja tersebut dalam rangka mempelajari dan mengkaji perkembangan harga karet di Sumsel yang mulai merangkak naik.
Anggota Komisi II DPRD Babel, Hendriyansen mengatakan, karet alam memiliki prospek yang sangat baik bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di Babel.
“Kita melihat karet ini prospek kedepannya sangat baik. Sekarang tinggal lagi niat kita, mau nggak menuju Babel yang sejahtera, karena masyarakat Babel ini kebanyakan berprofesi sebagai petani karet daripada lada ataupun sawit,” kata pria yang akrab disapa Ahok seperti dikutip dari warta bangka, Jumat (8/3).
Ia menjelaskan, para petani karet di Sumsel sudah memiliki wadah atau kelompok tani, yang diberi nama Unit Pengolahan Pemasaran Bokar (UPPB).
“UPPB itu terbentuk anggotanya adalah para petani, dengan payung hukum melalui Permentan No.38 tahun 2018 dan itu sudah sukses dan terbukti dari adanya UPPB tersebut. Namun itu difasilitasi oleh Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel,” terangnya.
Dengan adanya UPPB, lanjutnya, kualitas dan mutu karet lebih terjamin karena para petani karet di Sumsel diwajibkan menggunakan zat kimia asam semut dan mengutamakan kebersihan dalam pengolahan karet alam.
“Para petani di Sumsel sudah lama menggunakan asam semut atau asam cair, tidak pakai lagi yang namanya tawas, dan kebersihannya itu sangat terjamin,” ujarnya.
Lebih jauh ia mengungkapkan, sistem penjualan karet di Sumsel melalui proses lelang dengan kisaran harga Rp. 9.780 per kilogram untuk karet yang berumur satu minggu.
“Jadi para pengusaha yang butuh karet, dia datang ke lokasi tempat gudang UPPB, tawaran yang tertinggi mendapatkan barangnya, Harganya sekarang Rp. 9.780 per kilogram untuk karet yang berumur satu minggu, disana jualnya kan per minggu, dikumpulkan sama ketua kelompoknya,” paparnya.
Namun demikian, ia mengimbau kepada para petani karet di Babel agar dapat mengikuti cara petani di Sumsel yang sudah lebih baik baik dari pengolahan karet maupun pemasaran.
“Kalau di Babel masih jauh dari kebersihan, semua ini tergantung niat dari petani kita dulu. Kalau mau berubah ke sistem yang lebih baik, harus mengikuti cara-cara petani di Sumsel,” imbaunya.
Selain itu, Ia berharap kepada Dinas Perkebunan Provinsi Babel agar dapat memfasilitasi para petani karet untuk lebih maju dan berkembang.