Radarbabel, Toboali == Rehabilitasi bendung Metukul di Desa Rias, Toboali yang dikerjakan PT Nindya Karya dan pengawas PT Supraharmonia Consultindo dikerjakan dalam tahun jamak atau Multi Years (2017-2018), 519 hari kalender, 365 hari masa pemeliharaan terancam jebol.
Padahal, bendungan yang menjadi lokasi utama penampungan air dengan tujuan mencegah banjir yang terjadi di persawahan para petani menelan biaya yang cukup fantastis senilai Rp 57.870.810.000 dari APBN masih dalam tahap pengerjaan.
Hasil investigasi di lapangan, kualitas dinding beton bangunan telah banyak mengalami keretakan pada sisi bendungan, pintu air penampungan, dan beberapa sisi lainnya sehingga dikhawatirkan tak kuat menampung debit air yang cukup tinggi dan derasnya air.
Pada sisi timbunan bangunan, penggunaan tanah yang menjadi kekuatan dinding beton bangunan diduga bukan menggunakan tanah puruh yang baik (kacang). Melainkan hanya menggunakan tanah puruh biasa (KAK) sehingga disinyalir mengakibatkan beberapa sisi tepian dinding tergerus dan berlobang.
Pengawas lapangan, Sis kepada wartawan sempat menyangkal perihal adanya keretakan dinding beton bendungan. Ia beralasan pengerjaan proyek tersebut bukanlah kegiatan pembangunan melainkan bersifat rehab.
“Mengetahui (keretakan), mungkin ada beton lama disambung dengan beton baru, kan rehab ini, tidak menyatu. Tetap kita perbaiki, kita kan masih ada masa perawatan. Kalau di RAB, penggunaan tanah pada dinding bendungan bawah memang menggunakan tanah dibawah itulah (normalisasi), tidak dengan tanah puruh,” terangnya, Kamis (19/12).
Dia menjelaskan, kegiatan dengan nilai kontrak sebesar itu meliputi rehab peninggian tanggul kanan-kiri, pembuatan saluran bawah pada sisi primer kanan, jalan inspeksi, pekerjaan precast saluran dan batu kosong, rumput serta dis d.
“Tanah puruh hanya di jalan, nah jembatan kayu di bendungan bawah, metode, karena kita ada pekerjaan di sebelah sana, sehingga cover dam itu dibuat jalan untuk akses. Nanti setelah pekerjaan selesai dibongkar habis, optimis selesai tepat waktu, tinggal perlengkapan saja,” sebutnya.
“Secara progres sudah 98 persen, untuk pastinya di enjenering, kebetulan lagi ke Palembang. Sebetulnya dia yang lebih mengerti posisi progresnya sudah berapa. Diprediksi, diakhir kontrak 31 Desember 2018, selesai, walaupun banyak kendala, cuaca,” ia melanjutkan.
Sebelum dilalukan kegiatan rehab, posisi ketinggian dinding beton bendungan tidak setinggi seperti saat ini. Penambahan ketinggian mercu dindingnya sekitar 50 cm sehingga akan mempengaruhi ketinggian permukaan air dan diharapkan dapat mengaliri sawah sekitar. Namun, untuk data RAB dirinya tidak mengetahui.
“Tidak pegang saya (RAB), orang lapangan gak pegang. Saya juga tidak banyak mengetahui, karena baru empat bulan terakhir disini, jadi pekerjaan bendung ini mendekati selesai. Artinya tinggal pekerjaan kecil-kecil,” pungkasnya.
Penulis : Ali
Editor : Redaksi
Kontributor : Admin Radarbabel.co